Ketika bayi baru lahir hadir di rumah, perubahan terbesar justru sering dirasakan oleh si kakak. Anak yang sebelumnya jadi pusat perhatian kini harus berbagi kasih sayang, waktu, dan ruang. Reaksi cemburu atau menolak adik bukan tanda bahwa ia “nakal,” tapi cara alami anak mengekspresikan rasa kehilangan perhatian.
Rasa cemburu ini sangat umum, terutama pada anak usia batita (1–3 tahun) yang belum sepenuhnya bisa mengelola emosi dan belum paham konsep “berbagi cinta.” Maka, yang perlu dilakukan orang tua bukan memaksa kakak untuk langsung sayang adik, tetapi menerima dan memvalidasi perasaannya.
Cukup katakan, “Mama tahu kamu sedih karena sekarang Adik banyak digendong. Wajar kok kalau kamu merasa begitu.” Validasi seperti ini membantu anak merasa dipahami dan aman secara emosional.
Kenapa Kakak Bisa Cemburu pada Adik Baru?
Kelahiran adik sering jadi momen bahagia untuk keluarga, tapi bagi kakak — terutama yang masih berusia 1–3 tahun — situasinya bisa terasa membingungkan. Anak yang tadinya jadi pusat perhatian kini harus berbagi kasih sayang dengan “pendatang baru.”
Reaksi seperti cemburu, marah, atau menolak adik bukan tanda perilaku buruk, tapi bentuk ekspresi emosional yang wajar. Menurut psikolog anak, rasa cemburu adalah respon alami terhadap perubahan besar dalam sistem keluarga. Karena itu, orang tua perlu mengenali, memvalidasi, dan menuntun emosi anak dengan empati.
Tanda-Tanda Kakak Cemburu pada Adik
Beberapa perilaku yang sering muncul saat anak merasa cemburu:
- Menangis atau tantrum ketika ibu menggendong bayi
- Ingin digendong atau disuapi kembali seperti adik
- Menjadi lebih rewel atau menolak berbagi mainan
- Menunjukkan sikap agresif pada bayi (misalnya mencubit atau mendorong)
Reaksi ini bukan berarti kakak membenci adik, tetapi ia sedang berusaha memahami posisinya yang baru dalam keluarga.
4 Cara Mencegah Cemburu Kakak terhadap Adik Baru
1. Perkenalkan Adik di Tempat Netral
Saat pertama kali mempertemukan kakak dan adik, hindari situasi di mana bayi digendong ayah atau ibu. Sebaiknya lakukan di tempat netral seperti keranjang bayi, agar kakak merasa tidak “digantikan.”
2. Berikan Hadiah dari “Adik untuk Kakak”
Ketika tamu datang membawa hadiah untuk bayi, berikan juga satu hadiah kecil untuk kakak dan katakan bahwa itu “dari Adik.”
Langkah sederhana ini membantu kakak merasa diterima, bukan tersisih.
3. Luangkan Waktu Eksklusif Bersama Kakak
Meski sibuk mengasuh bayi, sempatkan waktu khusus minimal 10 menit seminggu bersama kakak. Tidak perlu aktivitas rumit — bisa sekadar membaca buku, menggambar, atau makan es krim berdua.
Yang penting, orang tua hadir sepenuhnya tanpa gangguan ponsel atau pekerjaan.
4. Siapkan Aktivitas Mandiri yang Menyenangkan
Buat daftar kegiatan yang bisa dilakukan kakak ketika ibu sedang fokus dengan bayi, seperti mewarnai, bermain puzzle, atau membantu mengambil popok.
Dengan begitu, kakak tetap merasa punya peran dan tidak kehilangan perhatian.
Tips Bonus: Libatkan Ayah Secara Aktif
Ayah berperan penting menjaga kestabilan emosi kakak. Saat ibu fokus mengurus bayi, ayah bisa mengambil peran utama untuk quality time — bermain, berjalan sore, atau sekadar berbicara ringan. Dukungan ayah membantu anak merasa tetap diperhatikan oleh kedua orang tuanya.
Kesimpulan
Cemburu kepada adik baru adalah bagian alami dari proses adaptasi seorang kakak. Tujuan utama bukan menghapus rasa cemburu, tetapi membantu anak belajar mengenali dan menyalurkannya dengan sehat.
Dengan validasi emosi, perhatian berkualitas, dan komunikasi hangat dari kedua orang tua, anak akan memahami bahwa kasih sayang tidak terbagi — hanya bertambah.
